Kamis, 04 Maret 2010

Krisis Beri Banyak Pelajaran bagi Indonesia

Wakil Presiden Boediono mengatakan, krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu memberikan banyak pelajaran bagi Indonesia mengenai pentingnya membangun mata rantai suplai domestik.

”Krisis global memberi pelajaran banyak yang penting dan berarti, khususnya terhadap peluang di pasar dalam negeri,” kata Wapres saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2010 di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (4/3/2010). Hadir dalam kegiatan itu, antara lain, Mendag Mari Elka Pangestu, Mentan Suswono, dan Kepala BKPM Gita Wiryawan.

Menurut Wapres, pasar dalam negeri sebetulnya cukup besar dibandingkan dengan negara lain di sekitar Indonesia sehingga konsep keseimbangan antara pasar domestik dan luar negeri sangat penting. ”Sekali lagi keseimbangan pasar lokal dan luar negeri sangat penting,” kata Wapres.

Sekalipun Indonesia melakukan strategi mendorong pasar ekspor setinggi-tingginya, pemanfaatan pasar lokal tetap penting.

Khusus untuk pasar di luar negeri, Boediono mengatakan, kalau perlu, Indonesia menjadi bagian dalam pemasok global. ”Semisal kita memproduksi skrup, maka kita harus bisa menjadi pemasok ke pasar dunia dan itu yang banyak dilakukan oleh negara di dunia,” katanya.

Suatu negara yang menjadi pemasok global, katanya, dilakukan karena mereka tidak memiliki opsi di pasar dalam negeri sehingga lebih berorientasi ekspor. ”Hal itu akan bisa berjalan baik kalau pasar global baik dan stabil. Namun, kalau pasar global melemah, akan bermasalah,” ujar Wapres.

Oleh sebab itu, ungkap Wapres, keseimbangan antara pasar domestik dan lokal sangat penting dan pemerintah serta dunia usaha harus bisa mencari celah untuk memanfaatkan pasar lokal.

sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/04/13443471/Wapres:.Krisis.Beri.Banyak.Pelajaran.bagi.Indonesia

Mengapa Kubis Dapat Mencegah Kanker?

Di Amerika, 1 dari 5 kematian disebabkan oleh kanker. Berdasarkan data dari American Cancer Society, kematian akibat kanker pada wanita didominasi oleh kanker payudara sebanyak 19 persen, kanker paru 16 persen, serta kanker kolon dan rektum 15 persen. Ali Khomsan

Sementara itu, pada pria kanker yang dominan sebagai penyebab kematian adalah kanker paru (34 persen), kanker kolon dan rektum (12 persen), dan prostat (10 persen).

Diet kaya lemak pada studi epidemiologis menunjukkan adanya kaitan erat dengan munculnya kanker usus ataupun kanker payudara. Kandungan lemak yang rendah dan konsumsi serat yang tinggi seperti pada pola makan vegetarian diketahui menyebabkan rendahnya insiden kanker.

Hormon tertentu mungkin ikut bertanggung jawab pada munculnya tumor. Hormon ini pengeluarannya dipicu oleh konsumsi lemak yang tinggi. Sebagai contoh hormon prolactin (serum) yang merangsang pertumbuhan tumor ternyata semakin meningkat apabila diet kita kaya akan lemak.

Makanan mengandung zat zat penyebab (promoters) dan pencegah (inhibitors) kanker sekaligus. Sejauh mana tercapai keseimbangan antara dua komponen tersebut akan sangat menentukan apakah kita akan berisiko terkena kanker atau tidak.

Alkohol mungkin berperan sebagai penyebab kanker melalui berbagai jalur. Pertama, alkohol secara langsung dapat merupakan racun bagi sel tubuh. Kedua, alkohol dapat menjadi wahana untuk ditumpangi kokarsinogen. Ketiga, alkohol menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Alkohol sebagai penyebab langsung munculnya kanker masih diragukan bukti ilmiahnya. Namun, tampaknya tak diragukan lagi bahwa alkohol dapat menjadi promoter terjadinya tumorigenesis.

Penyebab langsung kanker tampaknya tetap sulit untuk dideteksi. Hal ini mengingat kemunculan kanker yang memerlukan waktu relatif lama setelah pola makan tertentu diterapkan. Namun, dengan adanya bukti-bukti epidemiologis yang mengaitkan kebiasaan makan (food habits) suatu kelompok masyarakat dengan insiden kanker, dapat ditarik pelajaran tentang perlunya memerhatikan asupan gizi yang berasal dari pangan alami, dan dikonsumsi secukupnya sesuai kebutuhan tubuh.

Semua kubis-kubisan tergolong dalam kelompok crucifera, kelompok ini dikenal karena kandungan sulforaphane dan indoles-nya yang berkhasiat sebagai antikanker. Riset tentang indoles membuktikan kemampuannya mendeaktivasi metabolit estrogen yang menyebabkan tumor, terutama pada sel-sel payudara. Pada saat yang sama indoles meningkatkan senyawa tertentu yang bersifat protektif terhadap kanker.

Selain menekan pertumbuhan sel tumor, indoles juga dapat mengurangi proses metastasis sel kanker. Metastasis adalah pergerakan sel-sel kanker ke bagian tubuh yang lain sehingga terjadi penyebaran sel tumor.

Sementara itu, sulforaphane berperan meningkatkan peran enzim yang bertanggung jawab dalam detoksifikasi. Dengan semakin optimalnya detoksifikasi, substansi karsinogenik penyebab kanker bisa lebih cepat disingkirkan. Selain itu, studi tentang sulforaphane dan efeknya terhadap tumor pada tikus menunjukkan bahwa sulforaphane menyebabkan tumor berkembang lebih lambat dan beratnya lebih kecil. Sulforaphane dapat menyebabkan apoptosis (bunuh diri sel kanker) pada sel-sel leukemia dan melanoma.

Banyak orang telah tahu manfaat mengonsumsi pangan nabati, seperti sayuran dan buah yang kaya phytonutrients (gizi nabati). Phytonutrients mampu mencegah kanker karena berfungsi sebagai antioksidan—sehingga dapat mencegah berbagai kerusakan sel tubuh akibat serangan radikal bebas.

Suatu studi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, AS, yang melibatkan sampel manusia lebih dari 1.000 orang mengungkapkan, mereka yang rajin makan sayuran dapat mengurangi risiko kanker kolon sebesar 35 persen, sedangkan yang mengonsumsi kubis-kubisan dapat menekan risiko kanker 44 persen. Sementara studi di Belanda dengan sampel lebih dari 100.000 orang hasilnya relatif sama, yaitu konsumsi sayuran bisa mengurangi risiko kanker kolon 25 persen, kubis-kubisan bisa mengurangi risiko sampai 49 persen. Hal ini menegaskan bahwa peran kubis-kubisan sebagai sayuran antikanker dapat diandalkan.

Kubis-kubisan dapat mengurangi risiko kanker paru sampai 30 persen pada kelompok bukan perokok. Pada kelompok perokok, lebih baik lagi, yaitu menekan risiko kanker paru sampai 69 persen. Jadi, ini dapat menjadi kabar baik bagi perokok, kalau memang tidak bisa berhenti merokok jangan lupa selalu mengonsumsi kubis-kubisan sebagai sayur teman nasi.

Sampai saat ini belum diketahui obat kanker dan penyebabnya pun cukup beragam. Sering kali deteksi kanker amat terlambat sehingga pertolongan menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, upaya preventif harus lebih diutamakan untuk mengatasi kanker. Di sinilah gizi memainkan peranan penting untuk menawarkan proses pencegahan sehingga penyakit yang mematikan itu dapat dihindari.

Mengonsumsi kubis-kubisan mungkin tidak menjadi garansi bahwa Anda akan terbebas dari penyakit kanker. Namun, paling tidak risiko untuk terserang penyakit tersebut menjadi lebih kecil karena unsur nutrisi dan substansi lainnya di dalam kubis-kubisan telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan.

Membiasakan diri mengonsumsi kubis-kubisan 3-5 serving seminggu adalah sangat dianjurkan. Satu serving setara dengan 1 cup. Memilih kubis-kubisan yang ditanam secara organik jelas akan membawa manfaat lebih besar karena sayuran organik mengandung phytonutrients lebih tinggi. Di Indonesia, sayuran organik kini dapat dijumpai di swalayan-swalayan tertentu. Hanya saja harganya masih relatif lebih mahal dan ketersediaannya belum begitu luas.

sumber:kompas.com
ALI KHOMSAN Dosen Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB

Pola yang mempengaruhi keperibadian dan gaya hidup.




Hiburan Murah Untuk Anak Kost


Gaya hidup anak kost yang cenderung selalu mengeluhkan masalah keuangan ini dikarenakan mereka
yang terkesan bosan dikost-an, sehingga mereka cenderung bermain di luar dan terjebak gaya hidup
konsumtif. Hal tersebut yang mengakibatkan keuangan mereka bertambah memburuk.
Berikut terdapat tips-tips menghabiskan waktu dengan biaya seminimal mungkin.

1. Main-main ke kamar teman di kostan Anda. Bosan di kamar sendiri? Main ke kamar teman se kost Anda.
Bersosialisasilah! Anda bebas mengangkat tema perbincangan, tetapi tetap harus tahu batas.
Hindari perbincangan yang menjatuhkan teman Anda. Anda bisa mengangkat tema mengenai kuliah,
kerja, pertemanan, gosip, film, dan banyak hal lainnya.

2. Sewa film. Kalau untuk menonton bioskop dirasa terlalu mahal. Maka sewa film jauh lebih murah
dan bisa patungan dengan teman-teman se-kost-an. Buat deh suasana kost jadi rame.

3. Bosan terus berada di kostan? Cobalah untuk berjalan-jalan di sekitar kostan Anda. Biasanya kostan
ada di sekitar tempat yang cukup ramai, seperti kampus atau perkantoran. Pasti banyak tempat hiburan
di sekitar kostan Anda. Baik tempat makan, warnet, tempat peminjaman komik, dan masih banyak lagi.
Biasanya, tempat-tempat yang ada di sekitar kost-kostan menjanjikan harga servis yang terjangkau
untuk kantong mahasiswa atau karyawan.

4. Jalan-jalan ke kostan teman atau ke rumah teman. Hitung-hitung menambah informasi tentang pengetahuan
area lingkungan di daerah kamu kost.

5. Cobalah untuk mengatur sebuah rencana dengan teman Anda untuk bepergian. Tidak harus ke luar kota.
Tidak juga harus mengeluarkan uang banyak.Misal, jalan-jalan ke pasar minggu, dan lain sebagainya.

Have fun guys..!!

Rujukan:
http://chip.co.id/

Tips memilih dan membeli helm

Helm merupakan pelindung kepala saat kita mengendarai sepeda motor. Helm wajib di gunakan bukan hanya demi keamanan lalu lintas tapi untuk diri sendiri. Ada banyak jenis helm mulai dari model,ukuran dan merk. Untuk itu para pengendara (biker) biasanya memilih nodel helm sesuai tingkat kenyamanan mereka.

Beberapa tips berikut yang bisa dipertimbangkan saat akan memilih dan membeli helm, antara lain:

1. Helm yang baik adalah helm yang bentuknya sudah memenuhi standar keamanan.
Hindari helm berbentuk cetok yang biasa dipakai oleh tukang atau kuli bangunan. Sebaiknya pilih helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan ruang yang cukup untuk memandang ke depan. Di pasaran, helm ini dikenal dengan nama helm cakil. Pastikan juga helm tersebut memiliki cangkang yang lumayan tebal dan tahan terhadap benturan.


2. Hindari pemilihan helm yang longgar karena nyaris tak memberi manfaat.
Jangan pula membeli yang terlalu sempit karena dapat mengganggu aliran darah dalam kepala, sehingga bukan tidak mungkin jika Anda merasakan pusing, sakit kepala, atau bahkan sesak napas. Cara terbaik adalah mencobanya di toko tempat Anda membeli. Jika terasa nyaman, baru dibeli.

3. Kenyamanan helm harus ditunjang dengan beratnya yang cukup ringan, sehingga tidak membebani kepala jika dipakai untuk perjalanan jarak jauh.

4. Pastikan kaca helm yang terpasang nyaman untuk memandang.
Kalau bisa, pilih mika yang bening dan tidak memiliki efek cembung atau cekung agar tidak membuat pusing kepala atau bahkan mengurangi jarak pandang.

Sumber: Klasika 23 April 2008

http://kumpulantipspilihan.blogspot.com/2008/04/tips-memilih-membeli- helm-untuk.html

TIPS MERAWAT TAS

Tas adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang akan di bawa dalam berpergian,dengan berbagai macam bentuk,jenis dan merk.

Saat kita menggunakan tas,kita perlu berhati-hati,maka itu ada beberapa cara atau tips untuk merawat tas yang kita pakai.

Berukut,ada 8 tips yang bisa kita pakai saat ingin merwat tas :

1. Simpan tas yang tidak digunakan dalam kantong penyimpan (dust bag). Kalau tas tidak digunakan dalam waktu yang lama, sebaiknya sekali-kali tas dikeluarkan dari kemasannya dan diangin-anginkan.

2. Kalau tas disimpan dalam lemari, gunakan produk antilembab seperti kamper atau silica gel yang bisa dibeli di apotek. Letakkan dalam tas Anda supaya tidak berjamur.

3. Pisahkan tas kulit dengan tas berbahan plastik (sintetis). Tas plastik dapat menyerap bahan pencelup warna pada kulit yang menyebabkan tas kulit bernoda seperti jamur.

4. Tas kulit perlu perawatan khusus karena rentan terhadap sobekan, gesekan, dan kerutan. Hindari kontak langsung dengan sinar matahari dalam waktu yang lama karena bisa merusak permukaan kulit seperti pecah-pecah atau retak.

5. Jika tas kulit terkena air, segera keringkan dengan lap kering yang bertekstur lembut.

6. Jika tas kulit sudah terlanjur berjamur, sikat dengan lap bertekstur lembut. Kalau bercak putih itu terdapat di bagian dalam tas, bersihkan dengan sikat halus. Baru kemudian bersihkan dengan lap kering. Gunakan sabun khusus kulit (saddle soap) atau krim pembersih khusus untuk kulit. Keduanya dapat diperoleh di pasar swalayan. Agar mengkilap, gosoklah dengan kain lembut.

7. Kalau tas Anda terbuat dari kulit sintetis, bersihkan dengan menggunakan lap karet. Celupkan ke dalam larutan cuka dan gosok secara perlahan. Bersihkan sisa cuka dengan kain bersih.

8. Selain merawat bahan, perhatikan juga resleting pada tas. Kotoran yang terselip pada resleting harus dibersihkan agar resleting dapat bergerak mulus saat menutup dan membuka tas. Gunakan lilin lebah (biasa terdapat di toko perkakas keras) di sepanjang "gigi" resleting supaya resleting tidak macet.

Sumber : http://www.forumkami.com/forum/cafe-wanita/17489-8-cara-merawat-tas.html & google.com

Rabu, 03 Maret 2010

Pengaruh keluarga dan situasi yang menjadi dasar perilaku kosumen


(Dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan anaknya)

Perceraian adalah pemutusan tali perkawinan secara sah. Dimana antara suami dan istri sudah tidak dapat saling berhubungan (badan). Perceraian bukan sesuatu hal yang sepele melainkan sesuatu keputusan yang di sepakati oleh kedua belah pihak. Perceraian terjadi karena beberapa faktor,diantaranya :

#1. Kesetian dan Kepercayaan :

Didalam hal ini yang sering kali menjadi pasangan rumah tangga bercerai, dalam hal ini baik pria ataupun wanita sering kali mengabaikan peranan kesetiaan dan kepercayaan yang diberikan pada tiap pasangan, hingga timbul sebuah perselingkuhan.

#2. Seks :

Didalam melakukan hubungan seks dengan pasangan kerap kali pasangan mengalami tidak puas dalam bersetubuh dengan pasangannya, sehingga menimbulkan kejenuhan tiap melakukan hal tersebut, dan tentunya anda harus mensiasati bagaimana pasangan anda mendapatkan kepuasan setiap melakukan hubungan seks.

#3 Ekonomi :

Tingkat kebutuhan ekonomi di jaman sekarang ini memaksa kedua pasangan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga seringkali perbedaan dalam pendapatan atau gaji membuat tiap pasangan berselisih, terlebih apabila sang suami yang tidak memiliki pekerjaan.

#4. Pernikahan Tidak Dilandasi rasa Cinta :

Untuk kasus yang satu ini biasanya terjadi karna faktor tuntutan orang tua yang mengharuskan anaknya menikah dengan pasangan yang sudah ditentukan, sehingga setelah menjalani bahtera rumah tangga sering kali pasangan tersebut tidak mengalami kecocokan.

Perceraian tidak hanya melukai pasangan yang bercerai saja, namun juga anak dari hasil pernikahan itu. Lantas bagaimana dampak untuk anak-anak dari orang tua yang telah bercerai.

Berikut akan dibahas sedikit,bagaimana dampak dari perceraian orang tua terhadap perkembangan anak nya.

- ANAK MERASA TERJEPIT di tengah-tengah. Meski si anak itu tahu, misalkan mamanya atau papanya yang kurang benar, tetapi anak mengalami kesulitan untuk memilih antara mama atau papanya, siapa yang harus dia bela, siapa yang harus dia ikuti jika terjadi perceraian. Pada waktu terjadi perceraian, di situlah anak mulai bingung harus pilih siapa. Dia merasa sungkan terhadap orang tua yang satunya jika harus berkata, "Saya pilih mama", atau "Saya pilih papa".

- ANAK MERASA MINDER,maksudnya Sering kali mereka itu membawa suatu perasaan bahwa mereka anak-anak yang cacat, anak-anak yang tidak setara dengan anak-anak lain. Oleh karenanya, timbul suatu rasa takut kalau menikah dengan orang yang baik-baik nanti dipandang rendah atau ada perasaan tidak pantas berpasangan dengan orang dari keluarga baik-baik. Harapannya adalah yang senasib dengannya, yang lebih bisa menerima, dan orang tuanya pun bisa menerima. Dia tahu bahwa banyak orang tua tidak rela menikahkan anaknya dengan seseorang yang dari keluarga "broken-home".

Jadi, Dalam kasus perceraian, tidak hanya orang tua yang menanggung kepedihan, tapi yang lebih merasakan beratnya perceraian adalah anak. Severe (2000) mengemukakan bahwa anak bukannya tidak tahu tapi ia tidak mampu menjelaskan, mengapa ia tidak ingin ada orang tahu bahwa ia sedang pedih hatinya, dia juga tidak ingin mengatakan apapun yang dapat memperburuk keadaan di rumah. Sebenarnya anak dapat melihat ketegangan yang dialami orang tuanya. Tetapi dia khawatir jika dia mengungkapkan emosinya, akan menambah kepedihan setiap orang. Inilah alasan mengapa sebagian besar anak tidak pernah bicara dengan orang tuanya tentang perasaannya mengenai perceraian. Perasaan tersembunyi ini akan meningkatkan kecemasan dan memperlemah kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah. Selain itu, perasaan yang tertekan bisa menjadi bibit bagi permasalahan yang lebih besar dalam kehidupannya nanti. Secara psikologis, anak terikat pada kedua orang tuanya, jika orang tuanya bercerai, seperti separuh kepribadiannya dirobek, hal ini akan berpengaruh terhadap rasa harga diri yang buruk, timbul rasa tidak aman dan kemurungan yang luar biasa dan dalam kondisi demikian maka sekolah bagi anak bukan merupakan sesuatu yang penting.

Sumber :

- www.google.com

-http://www.infospesial.com/article/psikologi/4-faktor-umum-penyebab-perceraian.htm

EMANSIPASI ITU!

Penerapan “ideologi” emansipasi dalam kehidupan modern saat ini, tanpa disadari oleh banyak kalangan, telah menimbulkan dampak-dampak buruk yang luas dan merata, dan telah “memakan” banyak korban di tengah kehidupan. Tulisan sederhana ini mengajak kita untuk merenungkan ekses-ekses buruk emansipasi yang kebablasan itu, yang selama ini sering kurang disadari, bahkan oleh sebagian kita, para aktivis dakwah.

Secara esensial, fikroh emansipasi bertentangan dengan Islam. Itu sudah jelas. Emansipasi didasarkan pada prinsip penyamaan dan pencampuran antara perempuan dan laki-laki. Sedangkan Islam sebaliknya, didasarkan pada kaidah pembedaan dan pemisahan antara laki-laki dan perempuan. Jika penganut emansipasi mengatakan: “Perempuan itu sama dengan laki-laki”, maka pendakwah Islam menjawab dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Dan tidaklah laki-laki itu sama seperti perempuan” (QS. Ali ‘Imraan [3]: 36).

Diantara bentuk-bentuk penerapan emansipasi yang merusak ialah meratanya fenomena kaum perempuan berkiprah di wilayah-wilayah publik dan bidang-bidang kehidupan umum secara bebas dan terbuka, berlomba dan berebut posisi dengan kaum pria, tanpa adanya pembatasan, pembedaan, pembagian dan pemisahan antara keduanya. Semua wilayah boleh dan harus dimasuki. Semua bidang boleh dan harus diambil. Dan semua posisi boleh dan harus direbut untuk ditempati oleh kaum perempuan. Itulah doktrin emansipasi. Dan akibatnya bisa kita lihat, semuanya jadi korban: mulai dari kaum perempuan sendiri, kaum laki-laki, keluarga, masyarakat, kehidupan dan semuanya!

Pertama-tama, justru kaum perempuanlah yang menjadi korban pertama dan utama dari virus emansipasi, meskipun banyak diantara mereka yang tidak menyadari hal itu. Pertama, mereka mengalami beragam bentuk eksploitasi dan pelecehan, khususnya eksploitasi dan pelecehan seksual, yang tidak mungkin terhindarkan ketika kaum perempuan harus berada dalam kondisi-kondisi, situasi-situasi dan wilayah-wilayah yang memaksa mereka – sesuai tuntutan emansipasi – untuk selalu dengan bebas berhubungan, berhadapan, bersinggungan, dan bercampur baur dengan kaum laki-laki. Dan fakta serta realita di lapangan kehidupan, dalam konteks ini, lebih dahsyat dan lebih memiriskan daripada cerita yang mampu kita buat untuk menggambarkannya.

Kedua, mereka harus kehilangan fitrah kewanitaan mereka, sebagian atau semuanya, karena dipaksa “menjadi laki-laki” (bersifat, berkarakter dan berperilaku seperti laki-laki) sebagai konsekuensi dan tuntutan dari terjunnya mereka di “bidangnya laki-laki”. Dan akibat-akibat buruk dari kondisi ini tentu banyak sekali, baik bagi kaum perempuan sendiri, keluarga, masyarakat maupun kehidupan secara umum.
Ketiga, mereka mengalami kelelahan fisik dan psikis yang luar biasa, karena harus memikul beban ganda, di rumah dan di luar rumah, padahal semestinya “pikul-memikul” bukanlah spesialisasi perempuan. Ditambah lagi di luar rumah, tidak jarang mereka harus “terjun bebas” di tengah belantara kehidupan yang liar, keras, kasar dan ganas, dimana fitrah mereka yang lemah lembut pada hakekatnya tidak dicipta dan tidak disiapkan untuk itu.

Korban berikutnya adalah kaum laki-laki yang juga mengalami beragam kerugian dan pengaruh buruk. Pertama, semakin dahsyat dan meluasnya jenis fitnah dan godaan terberat dan paling berbahaya yang harus dihadapi oleh kaum laki-laki dimana-mana, yakni fitnah dan godaan yang bersumber dari kaum perempuan, sebagaimana yang telah ditegaskan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. Muttafaq ‘alaih). Ini terjadi karena dimanapun dan kemanapun mereka, akan selalu bertemu dengan kaum perempuan. Dan ketika laki-laki bertemu perempuan, maka yang ada pastilah potensi bahaya “gangguan arus pendek”.
Kedua, karena banyaknya bidang dan posisi laki-laki yang “direbut” oleh perempuan, sesuai tuntutan emansipasi, maka pengangguran – dengan segala ekses buruknya – di kalangan kaum laki-laki pun semakin meluas.

Ketiga, semakin banyak para suami yang “kehilangan” istri, karena waktu, tenaga dan energi istri telah habis di luar rumah. Akibatnya, banyak istri yang – dipaksa keadaan – jadi “jual mahal” terhadap suaminya. Padahal kondisi ini sangat berbahaya, karena di luar rumah sang suami biasa “disuguhi” beragam obralan atau bahkan gratisan yang lebih menarik daripada istrinya! Bahkan seringkali saat pulang, banyak suami sekarang yang tidak mendapati istrinya di rumah. Padahal setiap suami yang “sehat” mesti menginginkan istrinya berada di rumah untuk menyambutnya setiap kali ia pulang. Belum lagi akibat buruk lain yang berupa fenomena melemahnya ketaatan para istri modern saat ini pada suami-suami mereka, karena merasa sudah bisa mandiri, sehingga tidak perlu bergantung kepada suami lagi. Dan ini juga merupakan sumber bahaya besar dalam hubungan suami istri.

Lalu korban berikutnya lagi adalah keluarga. Banyak sekali rumah tangga yang retak dan bahkan berantakan akibat fitnah-fitnah emansipasi yang sebagiannya telah digambarkan diatas. Disamping itu banyak rumah keluarga modern sekarang yang berada dalam suasana lengang, hambar dan tidak bergairah karena “kehilangan” ratunya yang, akibat tuntutan emansipasi, lebih banyak berada di luar “keratuan”nya (baca: rumahnya). Anak-anak pun banyak yang telah “kehilangan” ibu mereka. Padahal posisi dan peran seorang perempuan sebagai ratu dalam rumah tangganya, sebagai ibu bagi anak-anaknya, apalagi sebagai istri yang benar-benar istri bagi suaminya, tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun.


sumber : http://vicusss.blogspot.com/2008/11/emansipasi-itu_26.html